Mei, sang kakak, kehilangan kedua orang tuanya di usia muda dan membesarkan adik laki-lakinya sebagai ibu pengganti. Adik laki-lakinya tumbuh menjadi pemuda yang sangat menyayanginya. Ia berhasil masuk universitas, tinggal di asrama sementara kakak perempuannya tetap tinggal untuk bekerja di daerah setempat. Mei panik ketika adik laki-lakinya pulang setelah sekian lama. "Maaf, kami hanya punya satu futon malam ini... Bolehkah?" Futon kerupuk beras yang hanya satu itu membangkitkan kenangan masa lalu. Aroma tengkuknya di dekatnya. Suara detak jantungnya. Oh, aku tak tahan lagi... Ia terangsang oleh kakak perempuannya.