Mariko mulai bekerja di pabrik sabun kelas atas. Merasa kesepian dalam kehidupan pernikahannya yang tak harmonis, ia sangat merindukan momen kontak kulit telanjang, meski itu palsu... Suatu hari, seorang pemuda bernama Saotome mendatangi Mariko. Mariko mulai memperlakukannya bukan sebagai gadis sinetron, tetapi sebagai wanita, karena kepribadiannya yang canggung tetapi baik. Saat lidah mereka terjalin dengan air liur yang panas dan bibir mereka saling menempel karena emosi, hubungan antara keduanya pun tumbuh lebih dekat...